Green roof system pada intinya adalah optimalisasi dari atap bangunan dengan menjadikannya lahan untuk tanaman. Konsep dari green roof dipelopori oleh babylon di abad ke-7 sebelum masehi, yang diwujudkan kepada pembangunan The Hanging Garden Of Babylon, namun pelopor dari modern green roof sendiri adalah Jerman yang dimulai pada tahun 1960.
Sistem dari green roof sendiri pada umumnya bisa diaplikasikan di atap mana saja oleh siapa saja selama memenuhi kebutuhan standard green roof, yaitu :
- lapisan anti-air (waterproofing) dan sistem root-repellant berkualitas
- Sistem pengairan
- Kain penyaring
- Media untuk tanaman tumbuh yang berbobot ringan
- Tanaman (tentunya)
Sebagai yang konsisten dan menggalakkan sistem green roof adalah kota Chicago. Chicago adalah salah satu kota tua di Amerika (didirikan tahun 1673) yang sangat terkenal untuk arsitekturnya dan sangat indah. Chicago juga kota pertama yang memulai gedung-gedung tinggi yang sekarang dikenal sebagai Skyscraper di kota-kota metropolitan di dunia. Semua bermula dari kebakaran yang menyelimuti seluruh kota Chicago di tahun 1871 dimana kebanyakan kantor terbakar dan terciptalah bangunan tinggi dengan struktur baja yang menjadi permulaan dari seni arsitektur gedung hingga sekarang.
Setelah lebih dari satu abad, Chicago kembali membuat sensasi dengan Green Roof yang di mulai dari gebrakan Walikota Richard Daley setelah adanya Heat Wave pada tahun 1995 yang sangat mematikan. Sejak tahun 1999, kota Chicago telah menanam 24.000 meter persegi atau 24 hektar Taman Atap Gedung yang tersebar di banyak gedung, pertokoan dan kantor. Salah satu keuntungan yang terbesar dari adanya Taman Atap adalah Manajemen Air dimana Taman Atap dapat menyerap 50-60% air hujan yang turun. Setelah Taman Atap menyerap air hujan, maka sewaktu matahari bersinar, tanaman akan kembali bernafas dan mengembalikan air tersebut ke atmosfer kita. Beberapa persen air akan tetap di tanah untuk pertumbuhan tanaman, dan sisanya akan masuk ke saluran air secara perlahan, dimana hal ini sangat menguntungkan karena jadi tidak memberatkan sistem saluran air perkotaan dimana upgrading atau peremajaan dan pembesaran pipa sangat mahal.
Setelah lebih dari satu abad, Chicago kembali membuat sensasi dengan Green Roof yang di mulai dari gebrakan Walikota Richard Daley setelah adanya Heat Wave pada tahun 1995 yang sangat mematikan. Sejak tahun 1999, kota Chicago telah menanam 24.000 meter persegi atau 24 hektar Taman Atap Gedung yang tersebar di banyak gedung, pertokoan dan kantor. Salah satu keuntungan yang terbesar dari adanya Taman Atap adalah Manajemen Air dimana Taman Atap dapat menyerap 50-60% air hujan yang turun. Setelah Taman Atap menyerap air hujan, maka sewaktu matahari bersinar, tanaman akan kembali bernafas dan mengembalikan air tersebut ke atmosfer kita. Beberapa persen air akan tetap di tanah untuk pertumbuhan tanaman, dan sisanya akan masuk ke saluran air secara perlahan, dimana hal ini sangat menguntungkan karena jadi tidak memberatkan sistem saluran air perkotaan dimana upgrading atau peremajaan dan pembesaran pipa sangat mahal.
Taman Atap bisa diaplikasikan dimana saja, mulai dari atap ruko yang selalu kosong, gudang, pabrik, kantor, dan rumah. Saya pernah tulis juga artikel tentang “Jakarta Dilihat Dari Atas” dimana kita bisa lihat dengan sangat jelas gedung-gedung kita sangat minim tanaman. Chicago membuat satu website tentang panduan untuk membuat Taman Atap bernama Chicago Green Roof Guide yang sangat menarik dan perlu dikunjungi sebagai edukasi untuk banyak orang agar semakin mau berinisiatif membuat Taman Atap. Di Eropa terutama di Jerman, taman atap sudah merupakan bukan hal yang baru lagi. Di kota Stuttgart, di beberapa daerah kota malah dibuat sistem Zoning yang mengharuskan gedung di daerah tersebut membuat Taman Atap. Mereka pun memberikan subsidi untuk gedung yang mau membuat Taman Atap.
Memang banyak hal harus dimulai oleh pemerintah juga seperti halnya Walikota kota Chicago. Mungkin gedung pemerintah harus mulai duluan, dilanjutkan dengan peraturan perkotaan, khususnya Jakarta. Bukan untuk memberatkan para pengusaha, tetapi hal ini untuk kepentingan kita bersama.
0 comments:
Post a Comment