Pernahkah agan membayangkan bahan Polyfoam, sejenis steroafoam yang sangat ringan dan mudah patah menjadi salah satu material kontruksi bangunan Anda? Mungkin beberapa dari agan-agan tidak percaya, tapi teknologi ini sudah lama berkembang di Italia yaitu sekitar lebih dari 30 tahun.
Bahan Polyfoam ini dipadupadankan dengan sebuah kawat baja yang telah di galvanis (dicat khusus agar tidak berkarat) dan diletakkan di kedua sisi polyfoam tersebut, kedua bahan ini membentuk sebuah material baru yang dapat diaplikasi untuk material bangunan.
Dari segi kesehatan juga jangan khawarir. Bahan polyfoam tidak beracun, tidak berbahaya, tidak mudah terbakar, dan tidak memiliki bahan kimia aktif.
Bahan ini juga dapat didesain dengan kepadatan dan ketebalan yang berbeda tergantung dari jenis bangunan yang akan digunakan. Misalnya untuk dinding akan berbeda dengan lantai. Sedangkan diameter kawat yang digunakan bervariasi, mulai dari 2,5mm-5mm.
Cara pemasangannya sangat mudah. Untuk dinding, contohnya. Modular yang sudah dirancang diletakkan sesuai dengan layout bangunan yang akan diwujudkan. Setelah terpasang, plester layaknya memplester dinding bata. Setelah itu, prosesnya sama seperti memasang dinding hingga proses pengecatan selesai.
karena tidak membutuhkan pengeringan dan proses perakitan yang lama, dapat membuat biaya jadi lebih murah. Selain itu, bahan ini aman terhadap bahaya gempa, kedap suara, tahan topan, tahan api, dan mudah dalam proses desainnya.
Selain dinding, produk ini dapat diaplikasi di lantai, dinding, atap beton, hingga tangga dapat diwujudkan kedua material ini. Berbagai kelebihan inilah yang diyakini dapat membuat material ini cepet diterima banyak orang, khususnya di Indonesia.
Para mahasiswa, konsultan bangunan, dan juga ahli struktur sudah banyak yang mempelajari serta menggunakan teknologi ini untuk bangunan yang akan di bangun, karena prosesnya yang cepat dan juga murah.
0 comments:
Post a Comment