Friday, March 22, 2013

Rumput Stadion Gedebage Part 1

Rumput merupakan hal yang paling disorot di sebuah stadion dikarenakan sebagus apapun sarana dan prasarananya tetaplah obyek yang diliat adalah lapangan bola yang  menyuguhkan pemain yang berlaga di sebuah stadion.
dalam mendesain lapangan bola hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Iklim daerah : bila iklim tropis seperti di Indonesia paling cocok emang rumput alami dikarenakan sinar matahari yang lumayan terik dan panas hampir sepanjang tahun menjaga kesuburan dan regenerasi rumput di sebuah stadion. Mengapa tidak rumput sintetis ? rumput sintetis sangat tidak cocok dengan hawa panas karena bisa mencapai suhu 69 derajat celcius sedangkan rumput alami yang memang sangat membutuhkan cahaya dapat mencapai suhu puncak 32 derajat celcius.
2. Media Tanam : Dalam mendesain lapangan bola hal yang sangat vital bukan hanya rumput itu sendiri tapi sistem penanamannya dan media tanam , hal ini disebabkan media tanam berfungsi sekaligus untuk drainase sebuah lapangan bola. Di Stadion Gedebage menggunakan pasir dengan kandungan clay sedikit sehingga mengalirkan air dan menyerap air lebih baik sehingga diharapkan bila hujan tidak sempat menggenang dan langsung dialirkan ke drainase bawah lapangan.

3. Drainase : Di lapangan bola faktor ini merupakan faktor yang paling vital bagaimana membuat drainase untuk rumput bekerja dengan baik membutuhkan desain yang matang selain pemilihan material yang tepat.

setelah menyerap lewat pasir (media tanam) maka akan dialirkan ke Pipa HDPE (pipa Horizontal Drain) setelah itu dialirkan ke drainase utama stadion. Pipa HDPE disini merupakan pipa perforated dan berlobang / berpori sehingga air lebih mudah terserap dan dialirkan.Sedangkan untuk geotextile digunakan sebagai pemisah antara tanah asli dengan media drainase dan tumbuh sehingga tidak bercamput saat hujan .

untuk urutan pekerjaan di stadion Gedebage itu sendiri antara lain :
1. Tahap Penggalian parit sebagai tempat Pipa HDPE sebagai saluran bawah tanah





2. Pemasangan Geotextile non woven di parit untuk pemisah dengan lapisan tanah asli setelah itu dipasang Pipa HDPE dan ditutup dengan split butiran kasar sebagai penyaluran air ke pipa . Untuk lapisan terakhir digunakan geotextile non woven lagi sebagai pemisah dengan pasir sebagai media tanam dan drainase. 





3. Tahap pembentukan elevasi kemiringan sebagai run off air sehingga air dapat dialirkan masuk ke parit dan dialirkan oleh Pipa HDPE. untuk kemiringan menggunakan alat baby roller sehingga lebih mudah.


4. Tahap Pengurugan pasir pilihan sebagai media tanam



1 comments:

Post a Comment