ATHLETIC TRACK GELORA BANDUNG LAUTAN API

Areal atletik track mungkin kurang populer disebagian suporter bola dikarenakan keberadaannya mengganggu dan memperlebar jarak pandang.

MEMINDAHKAN GUNUNG - PROYEK STADION GEDEBAGE

Pekerjaan Tanah Proyek Stadion Gedebage bisa dibilang Pekerjaan dominan dari segi waktu karena disini paling banyak menghabiskan waktu untuk konstruksi bayangkan sebanyak lebih dari 400 ribu meter kubik tanah dipindahkan dari gunung2 sekitar.

Green Material - Kayu Sintetis Beton, Penyelamat Kayu

Conwood hadir dengan inovasinya. Sebuah solusi bagi Anda yang menginginkan material kayu sebagai bagian dari rumah Anda, namun lebih tahan lama. Ya, material satu ini dibuat semirip mungkin dengan kayu, mulai dari tampilannya hingga teksturnya. Nyatanya, material ini terbuat dari semen.

KELAPA GADING SQUARE CITY HOME

Kelapa Gading Square Cityhome adalah apartemen yang terdiri dari 24 lantai dan 11 tower dimana terdiri dari podium dan tower . Apartemen ini merupakan salah satu dari megablock Kelapa Gading Square

JASA RANCANG BANGUN

dengan didukung tenaga yang handal dari tim pro-constructions.blogspot.com kami menawarkan jasa desain untuk kebutuhan perusahaan atau personal..

Saturday, January 26, 2013

Juventus Stadium - The new era of italian football - (Part1)




“Memiliki stadion sendiri adalah hal yang mendasar bagi sebuah klub sepakbola modern. Juve, seperti banyak klub Eropa lainnya, bisa memaksimalkan semua yang ditawarkan oleh stadion mereka sendiri”
(Direktur Komersial Juventus, Francesco Calvo, Football Italia)
Juventus membeli Stadion Delle Alpi, yang dibuka menjelang Piala Dunia 1990 lalu, pada musim panas tahun 2003, dengan harga sekitar €25 juta. Tak puas dengan kondisi stadion tersebut, Juve kemudian berenc ana untuk merombaknya dan memulai perombakan tersebut pada tahun 2006. Seluruh konstruksi stadion lama dihancurkan hingga nyaris rata dengan tanah, untuk kemudian dibangun ulang dengan sebuah konsep yang sangat berbeda. Dan pada tanggal 8 September 2011, Juventus berhasil mewujudkan impiannya tersebut, dan kembali mencatat sejarah dalam sepakbola Italia, sebagai klub Italia pertama yang memiliki stadion sendiri. Berikut saya akan bagikan bersama data dan fakta seputar stadion baru Juventus, yang saya kutip dari berbagai sumber (Bola, Goal.com, Juventus.com, Tuttosport, Football Italia,Wikipedia, Supersoccer.co.id, Juventiknows) dan dilengkapi dengan foto-foto yang sangat menarik untuk disimak.

Dari tahun 1990 sampai akhir musim 2005-06, Juve menggunakan Stadio Delle Alpi, sebagai kandang mereka yang aslinya dibangun untuk Piala Dunia 1990, sesekali Juve juga menggunakan stadion lain seperti Renzo Barbera di Palermo, Dino Manuzzi di Cesenadan San Siro di Milan,Agustus 2006 Juve kembali bermain di Stadion Comunale, yang sekarang dikenal dengan nama Stadion Olimpiade, setelah Stadion Delle Alpi dipakai dan kemudian direnovasi untuk Olimpiade Musim Dingin Turin 2006.

Bagian atas, dilengkapi dengan sumber penerangan yang sangat baik dan sangat diperlukan dalam kegunaannya- khusus disesuaikan dengan gaya ketangguhan yang selalu menjadi ciri khas klub – Bagian stadion ini juga ditingkatkan, dengan anak tangga dan undakan-undakan: semuanya disusun menjadi bentuk setengah lingkaran yang unik yang saling berhubungan tanpa adanya unsur pemisah. Bangunan penutup glacis, akan diproyeksikan pada lorong ventilasi (Wind Tunnel), kondisi ini terinspirasi pada teknologi yang diterapkan pada sayap pesawat: Bangunan ini akan memiliki sumber pencahayaan yang bagus, yang direalisasikan dengan cara membangun separuh bangunan atap secara transparan dan sebagian lagi dengan lapisan yang pekat, hal ini dilakukan dengan tujuan agar tercipta sebuah sudut pandang yang baik ke arah lapangan, baik dalam kondisi siang hari maupun di malam hari, dengan memberikan jaminan pencahayaan yang mencukupi, agar rumput dapat tumbuh di lapangan. Tutup pada bangunan juga diproyeksikan untuk tetap menjaga suara pedukung bergelora di dalam bangunan stadion, sehingga dapat dirasakan juga oleh para pendukung, atau bahkan membuatnya merasa lebih dekat dengan para pemain.


Sejarah Stadion Juventus

Setelah dua musim perdana mereka (1897 dan 1898), dimana Juventus bermain di Parco del Valentino dan Parco Cittadella, pertandingan-pertandingan selanjutnya di gelar di Piazza d’Armi Stadium sampai 1908, kecuali di 1905 saat nama Scudetto diperkenalkan untuk pertama kali, dan di 1906, dimana Juve bermain di Corso Re Umberto. Dari 1909 sampai 1922, Juve bermain di Corso Sebastopoli Camp, dan selanjutnya mereka pindah ke Corso Marsiglia Camp dimana mereka bertahan sampai 1933, dan memenangi empat gelar liga. Di akhir 1933 mereka bermain di stadion Mussolini yang disiapkan untuk Piala Dunia 1934. Setelah PDII, stadion tersebut berganti nama menjadi Stadion Comunale Vittorio Pozzo. Juventus memainkan pertandingan kandangnya di sana selama 57 tahun dengan total pertandingan sebanyak 890 kali.Sampai akhir Juli 2003 tempat tersebut masih dipakai sebagai sempat latihan Juve yang resmi.




Pada November 2008 Juventus mengumumkan bahwa mereka akan menginvestasikan dana sebesar €100 juta untuk membangun stadion baru di bekas lahan Stadion Delle Alpi. Dan selama masa pembangunan stadion yang baru di bekas lahan Delle Alpi, maka Juventus memakai stadion Olympico, yang juga dikenal sebagai Comunale, dimiliki oleh kota Turin, yang sangat intensif melakukan pengembangan fasilitasnya untuk Olimpiade 2006. Stadion tersebut digunakan untuk pembukaan dan penutupan perayaan event tersebut. Sejak musim 2006/07, kedua klub di kota tersebut, Juventus dan Torino, bermain kandang untuk semua pertandingan di sana. Stadion tersebut dapat menampung 25.442 orang. Stadion Comunale sebelumnya dibangun pada tahun 30an. Pertandingan pertama yang dilangsungkan disana, pada 29 Juni 1933, adalah Juventus vs Ujpest (6-2), leg kedua dari perempat final Piala Eropa Tengah, turnamen pada masa itu yang meliputi klub dari Itali, Austria, Ceko, dan Hongaria. Juventus bertanding sebanyak 890 kali di Stadion Comunale antara 1933 dan 1990, dan meraih 17 kali juara liga disana dalam kurun waktu yang sama.

Berbeda dengan Delle Alpi, stadion baru Juve ini tidak menyertakan lintasan lari, dan jarak antara penonton dengan lapangan hanya 7,5 meter saja, mirip dengan mayoritas stadion di Inggris, bandingkan dengan Delle Alpi yang sebelumnya memiliki jarak 34 meter, dimana kapasitasnya diperkirakan akan berisi 41.000 kursi. Pekerjaan ini dimulai pada musim semi 2009, dan mulai awal musim 2011-12 stadion tersebut kemudian dipakai untuk mengarungi musim dan sejarah baru Juventus.


Stadion Baru Juventus

Stadion ini mampu menampung sebanyak 41.000 penonton dan telah dirancang berdasarkan standar keamanan maksimum. Akses-akses masuk tanpa penghalang, dapat dilalui melalui empat pintu masuk pada bagian sudut stadion, stadion akan dikelilingi dataran landai yang luas, yang diproyeksikan agar menjadi kawasan hijau dimana bangunan dirikan.


Kawasan lingkar luar tersebut akan menjadi tempat yang aman untuk pemeriksaan tiket masuk serta tempat bagi layanan dan transportasi yang ditujukan untuk keadaan darurat bersiaga. Akses menuju anak tangga dan tribun dapat dilalui melalui 16 jalur masuk yang tersebar pada banyak sector, mengacu pada tata ruang yang dahulu digunakan untuk stadion yang lama. Dan yang terakhir, dalam keadaan-keadaan darurat, bangunan dapat dikosongkan dalam waktu kurang dari 4 menit.


Proyek ini diharapkan dapat mengembalikan kondisi seluruh lapisan bawah tanah Delle Alpi, termasuk area zona lapangan. Di bawah anak tangga akan dibangun area pelayanan jasa milik stadion dan juga klub. Kebutuhan-kebutuhan para pemain merupakan prioritas utama bagi para perancang, seperti: akses-akses menuju bangunan, ruang ganti, riang istirahat, pintu masuk menuju lapangan, semuanya telah direncanakan hingga meliputi aspek detail terkecil.





Area yang difungsikan untuk area komersial adalah seluas 34.000 m2, pada area tersebut akan dibangun galeri toko-toko, pusat perbelanjaan restoran, bar, farmasi dan juga museum Juventus. Kami juga menyediakan area seluas 30.000 M2 yang akan digunakan untuk taman-taman umum, taman bunga, alun-alun dan tempat parkir untuk 4000 mobil.


Karakteristik-Karakteristik teknis:
Kapasitas: 41.000 tempat duduk,
Tempat Parkir: 4.000 kapasitas parkir untuk mobil,
Total lahan pembangunan: 355.000 M2,
lahan internal stadion: 45.000 M2,
Area Jasa: 150.000 M2,
Area Komersial: 34.000 M2,
Lahan Hijau dan Alun-alun: 30.000 M2,


Jarak penonton terluar ke lapangan dan perbandingan antara stadion baru dengan kondisi Delle Alpi pada saat ini, ialah:
baris pertama Tribuna Ovest: 8,85 meter (28 meter)
baris terakhir Trivuna Ovest: 49 meter (68,30 meter),
baris pertama Tribuna 100: 8,85 meter (43,50 meter)
baris terakhir Tribuna 100: 26,50 meter (49,10 meter),
baris pertama Tribuna media: 33,80 meter (57,50 meter)
baris terakhir Tribuna media: 49 meter (59,10 meter),
baris pertama Curves: 8,85 meter (50 meter dari titik tengah kurva).

(sumber : Juventus.co.id)



Stadion baru milik Juventus ini jauh lebih modern dan mengikuti stadion-stadion di Inggris yang menawarkan one stop entertainment bagi para fans. Fans dapat menikmati fasilitas-fasilitas layaknya stadion klub besar Eropa seperti pusat perbelanjaan di area stadion, restoran, toko merchandise resmi, tur museum sejarah Juventus, hingga tur kamar ganti pemain.

Ini adalah sebuah fasilitas yang tidak bisa ditemukan di stadion-stadion lain di Italia. Bahkan dalam laga pembukaan Juventus melawan Parma pada hari Minggu, 11 September 2011, diliput oleh seorang utusan BBC yang bernama Emma Williams. Emma memberikan pujian khusus untuk kandang baru Juventus tersebut, menurutnya, Juventus Stadium ini lebih baik daripada stadion yang ada di Inggris. Stamford Bridge dan Emirates Stadium yang dikategorikan sebagai stadion yang paling modern di Inggris pun kalah. Emma juga mengatakan bahwa Juventus Stadium ini memang untuk pesepakbola profesional sejati dan memberikan yang terbaik untuk fans.
                                
Juventus dalam membangun stadion baru ini justru mengurangi jumlah kursi penonton dibandingkan Delle Alpi sebelum dihancurkan. Sebagai perbandingan, Delle Alpi mampu menampung hingga 67.000 penonton, sedangkan Juventus Arena hanya menawarkan kapasitas sebesar 41.000 tempat duduk bagi penonton. Pengurangan kapasitas penonton ini merupakan sebuah anomali bagi klub-klub Eropa yang membangun stadion mereka sendiri. Di saat banyak klub Eropa lain berusaha menambah kapasitas penonton di stadion, Juventus justru menguranginya. Alasannya adalah, dalam sejarah berdirinya Delle Alpi selama ini, sangat jarang tercatat tiket pertandingan bisa sold out dan stadion bisa dipenuhi oleh penonton. Kenyataannya, rata-rata kehadiran penonton justru hanya kurang lebih sepertiga dari kapasitas tempat duduk Delle Alpi. Hal ini tampaknya membuat Juventus berpikir untuk memperkecil kapasitas tempat duduk di Juventus Arena. Selain menghemat biaya pembangunan, juga agar tidak “mubazir” nantinya. Positifnya dari penurunan jumlah kapasitas adalah, penonton bisa lebih dekat dengan tim yang didukung dan penonton tak harus duduk terlalu jauh dari lapangan.






Masalah kedekatan penonton dengan pertandingan juga semakin ditunjang dengan kenyataan bahwa tempat duduk penonton kini semakin dekat dengan lapangan pertandingan. Meniru konsep stadion-stadion di Inggris, Juventus menghapus trek lari yang sebelumnya ada di Delle Alpi sehingga tribun penonton bisa lebih dekat dengan para pemain di lapangan. Sebagai gambaran, jarak antara tempat duduk penonton yang terdekat dengan lapangan kini hanya 7,5 meter, sedangkan jarak antara lapangan dengan penonton yang duduk di paling belakang adalah 49 meter. Ini juga merupakan salah satu perubahan yang paling mencolok di stadion baru milik Juventus ini.


Juventus juga menyediakan tempat duduk khusus (premium) di stadionnya. Sekitar 3.600 tempat duduk dikhususkan untuk kelas ini. Selain itu, dibangun pula 120 Box Executive , yang tentunya ditujukan bagi para eksekutif atau orang-orang penting yang hendak menonton pertandingan. Juventus tentu berharap bisa memaksimalkan kepemilikan stadion sendiri ini untuk menjaring pemasukan baru yang lebih besar dari para fans. Ini adalah sebuah hal yang tidak bisa dilakukan klub lain di Italia karena masalah kepemilikan stadion. Di Italia rata-rata hanya 13 persen pemasukan klub yang berasal dari kehadiran penonton, bandingkan dengan 27 persen yang didapat oleh klub-klub di Jerman dan Inggris. Stadion lama memberikan Juventus € 11 juta per musim, sedangkan stadion baru ini ditargetkan bisa membuat klub mendapatkan €32 juta per musim. Dan tentu hal ini akan membantu Juventus dalam memenuhi peraturan Finacial Fair Play, dimana lewat stadion baru ini, Juventus bisa mendapatkan pemasukkan lebih untuk keuangan klub. Peran serta investasi Nike dan Sony juga membantu dalam pembangunan Juventus Stadium tersebut. Juventus juga bisa mendapatkan dana lebih dengan menjual nama stadion ke pihak sponsor, gosipnya hak nama stadion akan diberikan kepada Sportfive (semacam broker olahraga), yang sudah membayar klub dengan nilai kesepakatan mencapai €75 juta, Sportfive kemudian akan mencari sponsor yang akan mengunakan stadion baru Juventus tersebut dengan namanya, namun belum ada pernyataan resmi klub mengenai hal tersebut. Saat ini nama yang digunakan masih Juventus Stadium.


Bosco Verticale : Hutan Vertikal pertama di dunia






Pembangunannya dimulai ditahun  2010  - superstruktur baru yang dirancang untuk menciptakan hutan vertikal pertama di dunia ke Milan, Italia. Sementara banyak yang meragukan kelayakan konstruksinya, Boeri Studio melaporkan bahwa struktur ini tentu lebih dari sekedar fantasi dan akan diselesaikan tahun ini. Dua menara telah mencapai topping off, dan sejak April tahun 2012 tim telah memasang pohon pada struktur. Meskipun pembangunan sempat slow down karena hujan salju di Milan selama beberapa bulan terakhir ini, hal-hal yang diantisipasi untuk menendang lagi segera untuk memenuhi pembukaan akhir 2013.


Milan adalah salah satu kota paling tercemar di dunia, dan Bosco Verticale merupakan proyek yang bertujuan untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang telah menimpa kota . Desainnya terdiri dari dua menara yang terintegrasi dengan sistem energi fotovoltaik dan pohon-pohon dan vegetasi yang ditanam pada fascade (dinding luar). Tanaman membantu menangkap CO2 dan debu di udara, mengurangi kebutuhan untuk mekanis panas dan dingin apartemen menara, dan membantu mengurangi panas perkotaan daerah ini terutama selama musim panas ketika suhu bisa mencapai lebih dari 37 derajat celcius.


Kedua menara berukuran 260 meter dan 367 meter masing-masing, dan bersama-sama mereka memiliki kapasitas untuk menahan 480 pohon ukuran besar dan menengah, 250 pohon ukuran kecil, 11.000 tanah sebagai media tumbuh dan 5.000 rerumputan (yang setara dengan 2,5 hektar hutan) . Jenis-jenis pohon yang dipilih di mana mereka akan ditempatkan pada fascade bangunan 'dan butuh lebih dari dua tahun bekerja dengan botanis untuk memutuskan mana pohon akan paling sesuai untuk bangunan dan iklim. Tanaman yang digunakan dalam proyek tersebut tumbuh secara khusus untuk bangunan dan dibudidayakan sehingga mereka secara bertahap akan menyesuaikan diri dengan kondisi yang akan mereka alami ketika ditempatkan pada bangunan.

Friday, January 25, 2013

Polyfoam yang Ringan untuk Bangunan yang kokoh


Pernahkah agan membayangkan bahan Polyfoam, sejenis steroafoam yang sangat ringan dan mudah patah menjadi salah satu material kontruksi bangunan Anda? Mungkin beberapa dari agan-agan tidak percaya, tapi teknologi ini sudah lama berkembang di Italia yaitu sekitar lebih dari 30 tahun.

Bahan Polyfoam ini dipadupadankan dengan sebuah kawat baja yang telah di galvanis (dicat khusus agar tidak berkarat) dan diletakkan di kedua sisi polyfoam tersebut, kedua bahan ini membentuk sebuah material baru yang dapat diaplikasi untuk material bangunan.


Dari segi kesehatan juga jangan khawarir. Bahan polyfoam tidak beracun, tidak berbahaya, tidak mudah terbakar, dan tidak memiliki bahan kimia aktif.

Bahan ini juga dapat didesain dengan kepadatan dan ketebalan yang berbeda tergantung dari jenis bangunan yang akan digunakan. Misalnya untuk dinding akan berbeda dengan lantai. Sedangkan diameter kawat yang digunakan bervariasi, mulai dari 2,5mm-5mm.


Cara pemasangannya sangat mudah. Untuk dinding, contohnya. Modular yang sudah dirancang diletakkan sesuai dengan layout bangunan yang akan diwujudkan. Setelah terpasang, plester layaknya memplester dinding bata. Setelah itu, prosesnya sama seperti memasang dinding hingga proses pengecatan selesai.

karena tidak membutuhkan pengeringan dan proses perakitan yang lama, dapat membuat biaya jadi lebih murah. Selain itu, bahan ini aman terhadap bahaya gempa, kedap suara, tahan topan, tahan api, dan mudah dalam proses desainnya.

Selain dinding, produk ini dapat diaplikasi di lantai, dinding, atap beton, hingga tangga dapat diwujudkan kedua material ini. Berbagai kelebihan inilah yang diyakini dapat membuat material ini cepet diterima banyak orang, khususnya di Indonesia.

Para mahasiswa, konsultan bangunan, dan juga ahli struktur sudah banyak yang mempelajari serta menggunakan teknologi ini untuk bangunan yang akan di bangun, karena prosesnya yang cepat dan juga murah.

Saturday, January 19, 2013

Memindahkan Gunung - Proyek Stadion Gedebage

Pekerjaan Tanah Proyek Stadion Gedebage bisa dibilang Pekerjaan dominan dari segi waktu karena disini paling banyak menghabiskan waktu untuk konstruksi bayangkan sebanyak lebih dari 400 ribu meter kubik tanah dipindahkan dari gunung2 sekitar , banyaknya kita mengambil tanah dari daerah nagrek dan tanjungsari , kalo kata orang sini kerjaan tanah proyek stadion gedebage bagaikan memindah gunung , di pekerjaan ini kontraktor menghabiskan waktu hampir 2 tahun, kendalanya awalnya akses yang tidak memungkinkan masuknya truk tronton sedangkan pekerjaan tanah volumenya cukup besar.

selain kecil akses jalan cimencrang jalannya berlubang dimana-mana sehingga banyak truk yang tidak sanggup dan tidak mau supply tanah.
 Pekerjaan tanah cuma dapat dilalui dumptruk engkel kecil sekali rit cuma 7 m3 sehingga tidak maksimal
 Untuk lapisan awal kami menggunakan geotextile non woven sehingga menjadi lapisan pemisah antara tanah asli dan urugan ,
selain sebagai pemisah / separator lapisan geotextile kita gunakan sebagai bahan stabilisasi tanah dasar (terutama tanah dasar lunak), karena Geotextile ini sendiri mempunyai tensile strength (kuat tarik) yang lebih tinggi dibandingkan denganGeotextile Non Woven (sekitar 2 kali lipat untuk gramasi atau berat per m2 yang sama).Cara kerja Geotextile Woven adalah membrane effect, yang hanya mengandalkan tensil strength, sehingga tidak mereduksi terjadinya penurunan setempat (differensial settlement) akibat tanah dasar yang lunak atau jelek.

Monday, January 7, 2013

Stadion Gedebage Kebanggaan Jabar


Proyek Stadion Gedebage merupakan proyek yang mulai digodok dari tahun 2009 dari mulai proses perencanaan dan tender sampai akhirnya Adhikarya mulai menangani akhir tahun 2009 proyek ini banyak mengalami perubahan desain dan gambar2nya bertebaran di internet tapi spesifikasinya secara garis besar :
Lokasi                                                    :  Gedebage Bandung
Luas areal (bangunan + landscape)          :  20 ha
Luas bangunan (bangunan)                      :  5 ha
Pemberi tugas                                         :  Pemerintah kota bandung
Konsultan Perencana                              :  Penta Architecture
Kapasitas                                               :  38.194 seat (37.968 gnl + 146 vvip + 80 pers)
Fasilitas                                                   :  Lapangan bola FIFA Standart , Lapisan atletik IAAF certified,  Lighting Philips untuk pertandingan malam hari, Scoring board 2 buah .

Proyek ini mengalami keterlambatan dikarenakan akses yang terlambat dibuka , akses yang awal sangat tidak bisa dilewati truk trailer dan tronton sehingga sangat sulit. Belum lagi urusan dengan warga sekitar dan cuaca yang sangat buruk di tahun 2010-2011, tapi diluar itu Pekerjaan tanah di proyek ini cukup kompleks dan akan saya jabarkan satu persatu di post selanjutnya.
                               


Friday, January 4, 2013

Terjal di Kelapa Gading ( Part II )

3. Area Ruko Griya Rona (Sisi Selatan)
Area sisi selatan langsung berbatasan dengan ruko , hal ini membuat pekerjaan diareal ini menjadi paling kompleks dibanding yang lain karena beban lateral yang lebih besar 
sebelum kejadian longsor :


 untuk retaining wall saat galian kami menggunakan metode soil nailing karena lahan yang sangat terbatas
soil nailing kami menggunakan besi beton diameter besar dan multipleks serta baja profil


Soil Nailing adalah teknik perkuatan tanah in-situ untuk menjaga kestabilan galian tanah dengan cara memasukan perkuatan dengan ukuran relatif kecil (biasanya besi beton) yang dipasang dengan spasi yang dekat ke dalam massa tanah sehingga secara lokal tanah menjadi stabil.
tetapi hal ini tetap tidak cukup membantu dikarenakan tanah yang sangat labil dan lembek dan hal ini membuat longsoran terjadi